Tokoh ulama tiga serangkai di kota Magelang.
KH.Dalhar Watucongol adalah tokoh ulama' yg sangat alim , beliau pernah mukim di Makkah utk menuntut ilmu selak KKma 21 tahun .
ketika beliau pulang dari Makkah menuju ke kampung halamannya , maka banyak para santri dan pelajar yg berbondong-bondong berdatangan menuju rumah kediamannya utk mengaji dan menuntut ilmu.
setelah mereka sowan bertemu mbah yai Dalhar , maka beliau bertanya :
" Nak Santri ! kamu kesini mau mengapa ?"
Para santri menjawab :"
Mau mengaji menuntut ilmu yai ".
Nenek Dalhar berkata:
"Kalau mengaji jangan ke sini semua , coba kamu sowan ke Payaman aja ,kepada romo kiyai agung mbah Siroj Payaman , beliau lebih sepuh dan alim ,
(diceritakan pada zaman dahulu mbah Siroj adalah kiyahi yg sangat berwibawa , sampai² para pendeta katolik ketika naik sepor lewat Payaman mereka turun semua , kata mereka disini ada macannya , maka mereka tidak berani naik kendaraan).
Itulah haibahnya mbah Siroj Payaman.
Setelah para rsantri berbondong² ke kediaman Mbah yai Siroj Payaman utk mengaji , maka mbah yai Siroj bertanya :
"Nak Santri ,,! Kamu ke sini mau apa nak"?
Para santri menjawab :
"Mau mengaji menuntut ilmu yai ? "
Mbah yai Siroj berkata :
Jangan ke sini semua , ada kiyai yg alim dan ampuh , sana ke Mbah Maksum Punduh , beliau lebih alim dan ampuh .
(diceritakan bahwa zaman dahulu kalau gunung merapi ada tanda² mau jebluk maka mbah Maksum mengadakan khataman bukhori dg dibaca bersama oleh para santri dibagi perkurasan , di saat membaca bukhori ,diceritakan , mbah Maksum meletakkan telapak kakinya di tanah , begitu khatam bukhorinan maka gunung merapi reda tidak jadi jebluk, saat itu dibawah telapak kaki beliau terdapat abu folkanik yg masih panas, begitulah kramat mbah Maksum).
Setelah para santri datang ke kediaman mbah Maksum , maka beliau bertanya :
"Kamu ke sini mau mengapa nak santri?"
Santri menjawab:
"Mau mengaji menuntut ilmu yai ?"
Mbah maksum Pondoh berkata:
Kalau ngaji kepda mbah Dalhar saja , kiyahi muda yg alim yg masih manget² dari Makkah selama 21 tahun, jangan ke sini semua..!
Akhirnya di kediaman beliau bertiga ramai santri semua , karena mereka saling mendukung perjuangannya , bukan malah bersaing saling menjatuhkannya.
Inilah Akhlak para ulama' terdahulu yg ikhlas , yg perlu kita tiru , mereka menjadikan tokoh lain sebagai mitra perjuangan dalam da'wahnya , bukannya malah dijadikan sebagai rivalnya dlm da'wahnya.
Semoga kita bisa mengambil faedah dan hikmahnya dari cerita ini.
Penulis Aly Muhib.
(Sumber dari Gus Yusuf Chudlori , disampaikan dlm acara pertemuan ISM di Jepara dan Pati ).
Komentar
Posting Komentar